Berhenti merokok sudah pasti membuat tubuh lebih sehat. Tapi banyak mantan perokok menggantikan kegiatan merokoknya dengan makan. Pakar mengingatkan perlunya menata makan bagi mantan perokok agar tidak terkena diabetes.
Peneliti menemukan perokok akan mengalami pertambahan berat badan setelah berhenti merokok. Karena sudah tidak merokok lagi, akhirnya seseorang melampiaskannya pada makanan. Dan pertambahan berat itu berhubungan dengan diabetes.
"Namun bukan berarti seseorang harus terus merokok untuk mencegah diabetes. Ada cara yang bisa dilakukan untuk berhenti merokok tanpa harus terkena diabetes," ujar Hsin-Chieh Yeh dari Johns Hopkins University School of Medicine, Baltimore seperti dilansir Healthday, Selasa (5/1/2010).
Yeh dan rekannya melakukan studi terhadap 11.000 orang yang tidak memiliki penyakit diabetes pada awalnya. Sebanyak 380 partisipan berhenti merokok dan setelah 9 tahun studi berlangsung, 70 persen partisipan yang berhenti merokok terdeteksi menderita diabetes tipe 2 (diabetes karena perubahan gaya hidup) ketimbang partisipan yang tidak berhenti merokok.
Yeh menyarankan agar seorang perokok yang memutuskan berhenti merokok untuk lebih sering memeriksakan gula darahnya ke dokter mendeteksi kemungkinan penyakit diabetes lebih awal.
"Tapi tentu saja lebih baik tidak merokok dari awal. Tapi untuk orang yang baru mulai merokok, berhentilah sekarang juga," kata Dr Richard Bergenstal, dari the International Diabetes Center, Minneapolis.
Pesan yang ingin disampaikan dari studi yang dimuat di Annals of Internal Medicine ini adalah berhenti merokok itu baik karena membuat paru-paru dan orang sekitar lebih sehat. Tapi ketika seseorang berhenti merokok, ia butuh ekstra kerja keras untuk melawan risiko bertambahnya berat badan seperti olahraga rutin dan perbanyak melakukan aktivitas fisik.
"Jika terpaksa harus pakai obat juga tidak apa-apa. Berhenti merokok seharusnya bisa meningkatkan kesehatan, tapi jika malah meningkatkan risiko penyakit lagi, akan banyak orang yang lebih memilih terus merokok daripada berhenti," kata Bergensta.
Sumber : detik.com
Peneliti menemukan perokok akan mengalami pertambahan berat badan setelah berhenti merokok. Karena sudah tidak merokok lagi, akhirnya seseorang melampiaskannya pada makanan. Dan pertambahan berat itu berhubungan dengan diabetes.
"Namun bukan berarti seseorang harus terus merokok untuk mencegah diabetes. Ada cara yang bisa dilakukan untuk berhenti merokok tanpa harus terkena diabetes," ujar Hsin-Chieh Yeh dari Johns Hopkins University School of Medicine, Baltimore seperti dilansir Healthday, Selasa (5/1/2010).
Yeh dan rekannya melakukan studi terhadap 11.000 orang yang tidak memiliki penyakit diabetes pada awalnya. Sebanyak 380 partisipan berhenti merokok dan setelah 9 tahun studi berlangsung, 70 persen partisipan yang berhenti merokok terdeteksi menderita diabetes tipe 2 (diabetes karena perubahan gaya hidup) ketimbang partisipan yang tidak berhenti merokok.
Yeh menyarankan agar seorang perokok yang memutuskan berhenti merokok untuk lebih sering memeriksakan gula darahnya ke dokter mendeteksi kemungkinan penyakit diabetes lebih awal.
"Tapi tentu saja lebih baik tidak merokok dari awal. Tapi untuk orang yang baru mulai merokok, berhentilah sekarang juga," kata Dr Richard Bergenstal, dari the International Diabetes Center, Minneapolis.
Pesan yang ingin disampaikan dari studi yang dimuat di Annals of Internal Medicine ini adalah berhenti merokok itu baik karena membuat paru-paru dan orang sekitar lebih sehat. Tapi ketika seseorang berhenti merokok, ia butuh ekstra kerja keras untuk melawan risiko bertambahnya berat badan seperti olahraga rutin dan perbanyak melakukan aktivitas fisik.
"Jika terpaksa harus pakai obat juga tidak apa-apa. Berhenti merokok seharusnya bisa meningkatkan kesehatan, tapi jika malah meningkatkan risiko penyakit lagi, akan banyak orang yang lebih memilih terus merokok daripada berhenti," kata Bergensta.
Sumber : detik.com
0 komentar:
Posting Komentar